Total Tayangan Halaman

Senin, 14 November 2011

Keilmuan Merpati Putih

Keilmuan Merpati Putih
Jurus dan Tenaga Dalam
Merpati Putih menggunakan tenaga dalam asli manusia, dengan permainan napas. Pada orang biasa, tenaga asli tersebut dapat dilihat dan digunakan hanya pada saat orang bersangkutan dalam kondisi terdesak saja. Misal: melompat pagar saat anjing mengejarnya di jalan yang buntu. Dalam keadaan kembali normal / tidak terdesak, orang tersebut serasa tidak percaya telah melompati pagar yang tinggi tersebut. Maka di dalam Pencak Silat ini, bagaimana menggunakan tenaga ekstra asli manusia tersebut pada saat normal, kapanpun dan dimanapun.
Secara normal sel dalam tubuh manusia menghasilkan zat yang bernama Adenosine Triphospate (A.T.P) yang merupakan cadangan energi dalam tubuh. Maka dengan bantuan teknik olah nafas, tenaga tersembunyi manusia itu dapat di latih untuk diperoleh dan dikumpulkan di dalam tubuh. Ada banyak Jurus (teknik olah) Pernapasan di dalam Pencak Silat ini diantaranya Pernapasan Pembinaan dan Pernapasan Pengolahan. Juga Ada beberapa Teknik Jurus diantaranya adalah Rangkaian Gerakan Terikat (RGT) dan rangkaian gerak prakatis (RGP)serta tangkap kunci dan teknik tanding bebas dan lomba IPSI
Selain dari Diri Sendiri (energi badan), pengambilan energi getaran di Pencak Silat Merpati Putih ini dapat pula diambil dari alam seperti dari Bumi (energi tanah juga pohon yang berusia amat tua), atau bahkan energi dari Angkasa (energi bintang, matahari ataupun bulan.
Beberapa tahun belakangan, ilmu tenaga dalam Merpati Putih yang mengandung energi dan getaran ini telah diselidiki lebih jauh secara ilmu pengetahuan dan dikembangkan juga untuk pengobatan serta untuk kepentingan orang tuna netra, agar mereka bisa membaca, membedakan dan mengenali warna serta dapat mempermudah segala aktivitas lainnya sehari-hari.
Secara garis besar metode pelatihan dan pengolahan tenaga dari senam pernafasan di Merpati Putih dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Senam Pernafasan Pengolahan
Fungsi dari Senam Pernafasan Pengolahan adalah membangkitkan tenaga yang berasal dari pusat tenaga dan terletak di antara pusar dan kemaluan (ada yang menyebutnya kundalini, prana, chi, dan lain sebagainya) selanjutnya disalurkan ke bagian anggota badan yang dikehendaki. Pada Senam Pernafasan Pengolahan pola nafas dilakukan dengan membuang nafas melalui mulut (berdesis), menahannya dalam beberapa detik, lalu menarik nafas melalui hidung, menahannya di dada, pindahkan ke perut, dan seterusnya.
2. Senam Pernafasan Pembinaan
Senam ini diarahkan untuk pengaktifkan tenaga yang sudah di salurkan hasil dari proses Senam Pernafasan Pengolahan dan selanjutnya dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan dari bentuk-bentuk Senam Pernafasan Pembinaan yang dilakukan. Pola Senam Pernafasan Pembinaan berbeda dengan Senam Pernafasan Pengolahan, di dalam Senam Pernafasan Pembinaan ini hanya dilakukan penahan nafas di dada saja, sedangkan cara buang dan penarikan nafas sama dengan yang dilakukan pada Senam Pernafasan Pengolahan.
Setiap selesai Senam Pernafasan Pengolahan selalu dilanjutkan dengan Senam Pernafasan Pembinaan, dengan maksud agar tenaga yag baru saja dibangkitkan dapat langsung diaktifkan. Sedangkan Senam Pernafasan Pembinaan dapat dilakukan tanpa Senam Pernafasan Pengolahan terlebih dahulu, tentunya sesuai dengan tujuan latihannya seperti hanya memelihara keberadaan tenaga agar siap difungsikan setiap saat atau ditujukan untuk lebih memperlancar atau terbukanya tenaga tersalur. Setiap materi Senam Pernafasan Pengolahan maupun Senam Pernafasan Pembinaan, memiliki bentuk senam dan lintasan gerak yang berbeda dan konsentrasi menjadi kunci pokok dari berhasilnya senam pernafasan untuk menghasilkan tenaga yang diharapkan (maksimal), konsentrasi tersebut di antaranya:
1. Konsentrasi pada bentuk
Setiap bentuk senam pernafasan memiliki tujuan khusus bagi bagian organ tubuh maupun otot tertentu. Baik tidaknya suatu bentuk akan turut menentukan baik tidaknya laju tenaga untuk mencapai bagian organ tubuh (lokasi) yang dikehendaki. misal untuk bentuk dasar tangan harus dikepal dengan erat dan keras sehingga tidak ada lagi kekosongan diantara kepalan jari tangan ketika memulai kekejangan, begitu juga dengan bentuk kaki harus dipacul (ditekuk ke dalam) untuk melatih kekejangan pada kaki dan tungkai-tungkainya sampai pada pinggul.
2. Konsentrasi pada kekejangan
Di mana kekejangan (kontraksi) dilakukan pada otot tertentu pada otot tertentu, maka disanalah tenaga tersebut dihimpun, dengan kata lain tenaga yang disalurkan akan berakhir pada otot yang dikejangkan dan semakin kuat otot dikejangkan berarti semakin cepat oksigen (O 2) yang ada berkurang atau habis, dan selanjutnya berubah menjadi tenaga (biokimia yang menjadi sumber tenaga lainnya setelah oksigen habis/ATP).
Sumber tenaga kedua itulah yang digunakan sebagai tenaga untuk melakukan gerakan eksplosif guna mematahkan/menghancurkan/menahan benda keras ataupun untuk keperluan lainnya. Dalam setiap latihan harus selalu diingatkan agar kekejangan ini terus dipertahankan, kadangkala baru setengah jalan dalam satu bentuk pengolahan nafas kekejangan telah hilang sehingga hasil maksimal dari latihan tidak diperoleh.
3. Konsentrasi pada pola nafas
Pola nafas sudah jelas merupakan aspek yang tidak dapat dikecilkan artinya, karena pola nafas ini sangat menentukan hasil dari latihan dari fungsi senam pernafasan yang dilakukan. Melatih ketiga konsentrasi tersebut secara bersamaan bukanlah sesuatu yang mudah oleh karenanya ada suatu metode sederhana guna membantu melatihnya yaitu dengan cara : Konsentrasilah dahulu latihan pada bentuk senamnya dengan tanpa melakukan pengejangan dan pola nafas. Setelah seluruh bentuk senamnya dilakukan dengan benar, dapat dilanjutkan dengan melatih kekejangan. Tentunya dengan terlebih dahulu mengetahui otot-otot mana saja dari setiap bentuk senam yang dilaksanakan menjadi porsi yang utama.
Bila pengetahuan ini telah dipahami maka akan membantu pada arah konsentrasi otot mana yang harus mendapatkan prioritas mengejang. Kedua latihan tersebut (bentuk dan kekejangan) belum menggunakan pola nafas, masih menggunakan nafas biasa (normal). Setelah kedua konsentrasi itu benar-benar dikuasai dengan baik, latihan dapat berlanjut pada berlatih konsentrasi pada pernafasan.
Setelah melaksanakan latihan pengolahan dan pembinaan dilanjutkan dengan latihan konsentrasi dan penyaluran. Latihan konsentrasi ditujukan untuk melatih agar organ-organ tubuh dapat bekerjasama menuruti kemauan otak. Dalam latihan ini indikatornya adalah rasa. Organ-organ tubuh dilatih untuk merasakan signal-signal biologis yang diterima dan menyalurkan getaran-getaran energi ke seluruh anggota tubuh yang dikehendaki untuk digunakan sebagai energi keluaran untuk memukul/ meredam serang dari luar, sehingga akhirnya bila di tahapan latihan pertama (konsentrasi dan penyaluran) dimulai dari seluruh tubuh walaupun nanti pemukulan/serangan hanya mengenai bagian tubuh tertentu, tetapi pada tahap ini penyiapan hanya dilakukan pada bagian tubuh tertentu saja.
Latihan berikut yang tidak kalah pentingya atau bagian yang paling penting yaitu latihan meditasi untuk menciptakan kondisi penyatuan dengan alam semesta. Bila pada tahap pertama dan kedua merupakan penggalian potensi dari dalam diri sepenuhnya, maka pada tahap ketiga ini sudah dilaksanakan suatu kondisi menyatu dengan alam semesta. Latihan ini mengandung dua aspek yaitu aspek penyerapan getaran energi alam dan aspek penyatuan sistem energi tubuh dan alam.
Dengan melakukan penyerapan ini akan membantu tubuh memiliki kemampuan terhadap pemukulan atau bila diserang, sehingga tingkat kemampuannya lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dari latihan tahap pertama dan tahap kedua. Di Merpati Putih, senam pernafasan diberikan sesuai dengan jenjang dan waktu lain dari peserta latihan. Masing-masing tingkatan mendapatkan materi dan beban latihan yang berbeda, demikian pula alat bantu yang digunakan. Semakin lama seseorang berlatih senam pernafasan maka semakin besar beban latihan yang akan diterimanya.
Dengan latihan beban dan tekanan latihan yang terus meningkat dan terus bertambah berat akan berdampak pada kemampuan kejiwaan dan percaya diri dalam menghadapi tekanan ataupun mengurangi rasa sakit Alat bantu yang digunakan sesuai jenjang tingkatan seseorang adalah: seikat bambu raut, 2 (dua) buah bata press, 2 (dua ) buah pot 15 cm, 1(satu) buah pot 30 cm, halter 14 kg, halter beban tengah 14 kg, 2 gondewa (busur) panjang sekitar 160 cm, dan peralatan lain.
Menahan Serangan dengan Hasil Latihan
Kemampuan anggota badan atau bagian tubuh tertentu untuk tahan terhadap pukulan ataupun tumbukan dari benda lainnya, merupakan salah satu wujud dari hasil latihan pernafasan yang mengarah pada kemampuan tubuh untuk meredam pukulan ataupun tendangan yaitu dengan cara :
Sikap badan
- kaki dibuka lebar dengan telapak kaki sejajar, kedua lutut ditekuk.
- kedua tangan disimpan di samping pinggang dengan mengepal padat sehingga berbentuk kuda-kuda tengah sedang.
Cara Pernafasan
- Setelah kuda-kuda tengah sedang disiapkan dengan benar maka konsentrasi terhadap bentuk dan kekejangan seluruh otot sudah di mulai.
- Mengeluarkan nafas dengan cara berdesis dari mulut (hembuskan nafas sampai habis) dengan perut dikempiskan, tahan sebentar, kemudian menarik nafas dari hidung (menarik nafas sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bagian tengah dan atas paruparu, perut tetap kempis dan rongga dada diisi penuh dengan oksigen sehingga dada membusung.
- Setelah oksigen ada di posisi dada selama lebih kurang lima detik, sekat rongga badan (difragma) tahan ke bawah sehingga posisi nafas ada pada perut. Pada proses ini konsentrasi terhadap nafas sudah berlangsung. Lamanya nafas di perut adalah sama yaitu lebih kurang lima detik. Kemudian posisi nafas kembalikan ke atas, tetapi bukan ke dada melainkan konsentrasi pada rongga badan.
- Setelah posisi nafas ada di sekat rongga badan, demikian pula konsentrasi kekejangan dipusatkan di diafragma tersebut, bersama dengan semakin kuatnya kekejangan, kedua tangan yang mengepal dibuka secara perlahan-lahan sehingga membentuk telapak tangan terbuka dan menekuk ke bawah, selanjutnya didorong ke depan dengan sedikit mengarah turun ke bawah dan tangan membentuk silang di depan (tangan kanan di atas)
- Saat tangan mengejang di depan, pengejangan terus dilakukan dan konsentrasi pada bagian yang akan menjadi sasaran.
- Bila pukulan sudah selesai maka posisi nafas kembalikan ke dada, dan buang kembali dengan berdesis, dengan kekejangan tetap dipertahankan.
- Setelah selesai membuang nafas, kendurkan kekejangan secara perlahanlahan.
Bentuk latihan ini adalah salah satu dari bentuk-bentuk latihan lainnya, jadi untuk mendapatkan kemampuan yang maksimal haruslah dilakukan bentuk latihan lainnya. Yang penting ketika melakukan kekejangan salah satu otot maupun antar sendi seakanakan bersatu menjadi satu kesatuan, tentunya dengan konsentrasi pada kekejangan, otot, dan pernafasan.
Pemukulan Benda Keras
Ada beberapa faktor yang menentukan dalam pematahan benda keras (batang pompa, kikir, beton, dan sebagainya). Pertama adalah faktor benda yaitu ukuran, bentuk, elastisitas, dan ambang kerapatan gaya dari sasaran. Kedua adalah faktor pemukul, dalam hal ini adalah tangan manusia. Lebih rinci lagi bila tangan dibagi atas berat, kecepatan, dan kekakuan/kekuatan otot.
Melalui latihan yang terencana, teratur, dan terarah seperti aerobik dan anaerobik dengan metode pengolahan dan pembinaan serta latihan fisik lainnya otot akan terlatih menjadi cepat, kuat dan liat. Apabila melakukan pemukulan/ pemecahan/pematahan akan lebih banyak menghasilkan lebih banyak gaya mekanis dan mengurangi kerugian akibat perubahan bentuk pada saat terjadi tumbukan. Untuk meningkatkan kemampuan teknik mematahkan benda keras harus dikembangkan teknik-teknik yang dapat mengurangi kerugian akibat perubahan bentuk tangan.
Merpati Putih adalah Perguruan Pencak Silat yang ilmiah, tidak ada mantra dan klenik. Semua realitas dan logis. Kemampuan pesilat Merpati Putih mematahkan benda-benda keras seperti kikir, baja, gagang pompa, pipa beton, dsb. didapat dari zat yang disebut Adenose Triposphat (ATP).
Setiap saat kita melakukan suatu kegiatan yang tidak kita sadari yaitu bernapas. Menghirup napas bisa dikatakan sebagai usaha membersihkan paru-paru. Peristiwa pernapasan melibatkan oksigen (zat asam), sehingga terjadilah peristiwa kimiawi yang disebut oksidasi dan menimbulkan panas atau energi.
Dalam teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul suatu zat baru yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi itu sendiri.
Untuk mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi terus berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran bisa ditingkatkan frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya.
Teknik getaran inilah yang dimanfaatkan Merpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es, batang pompa dragon, beton cor, kikir atau per mobil.
Dengan mengirim getaran lewat tangan, kaki atau kepala akan mempengaruhi susunan molekul pada benda yang akan dipatahkan. Pada saat molekul pada garis yang kita jadikan sasaran itu berada dalam keadaan labil, maka sasaran itu kita hantam. Jadi yang terpenting disini bukan kekuatan tetapi momentum pukulan.
Dengan alat yang disebut osciloscope telah berhasil dideteksi lima macam getaran yang ada pada murid Merpati Putih. Sedangkan menurut Dewan Guru masih ada getaran keenam, tetapi masih dalam taraf pengujian. Apakah getaran keenam ini merupakan “Senjata Pamungkas” dari MP kita tunggu saja kiprah Merpati Putih
KURIKULUM LATIHAN PPS BETAKO MERPATI PUTIH
KURIKULUM TINGKAT DASAR I (SATU)
BIDANG MATERI DASAR I (SATU)
MATERI POKOK TAMBAHAN PENUNJANG
I. TATA
GERAK I. GERAK DASAR
A. Sikap Dasar
1.Sikap siap/1
2.Sikap sempurna/2
3.Duduk sempurna/3
4.Kuda – kuda tengah sedang/2
5.Kuda – kuda tengah rendah/2
6.Leyek depan/2
7.Leyek belakang/2
8.Pancer/2 I. Kembangan
B. Gerak Langkah
1.Kiri kuda – kuda depan/3
2.Kanan kuda – kuda depan/3
3.Ganti langkah/3
4.Melangkah maju/3
5.Melangkah mundur/3
6.Maju samping/2
7.Mundur samping/2
8.Hadap kanan/3
9.Hadap kiri/3
10.Balik hadap/3
11.Maju simper/1
12.Mundur simper/1
13.Srimpet/1
C. Gerak Kaki Serangan
1.Tendangan depan/2
2.Tendangan samping/2
3.Tendangan sabit/2
4.Tendangan belakang/2
5.Pengkalan/2
D. Gerak Tangan Tangkisan
1.Tangkisan atas/2
2.Tangkisan bawah/2
3.Tepaan dua atas/2
4.Tepaan dua bawah/2
5.Potongan /2
6.Ayunan/2
E. Gerak Tangan Serangan
1.Pukulan datar/3
2.Pukulan Silang/3
3.Sodokan datar/3
4.Sodokan silang/3
5.Sodokan atas/3
6.Sodokan melingkar/3
7.Tebasan datar/3
8.Tebangan datar/3
9.Tebangan bawah/3
10.Totokan/2
11.Ujung siku datar/2
II. RGD
III. RGL
IV. RGT DASAR 1
V. TANGKAP KUNCI
VI. RGP DASAR 1
2. TATA NAFAS
I. Nafas penyegaran
II. Nafas pengolahan
III. Nafas pembinaan
IV. Nafas penyembuhan
V. Nafas pengendapa
Teknik Pemukulan:
1.Tebangan bawah
2.Tebasan datar
KURIKULUM TINGKAT DASAR II (DUA)
BIDANG MATERI DASAR II (DUA)
MATERI POKOK TAMBAHAN PENUNJANG
I. TATA
GERAK I. GERAK DASAR
A. Gerak Langkah
1.Maju silang/1
2.Mundur silang/1
3.Potong langkah/3
4.Geser depan/1
5.Geser belakang/1 I.Kembangan
B. Gerak Kaki Serangan
1.Gamparan atas/2
2.Gamparan bawah/2
3.Trap/2
4.Gajulan/2
5.Sirkel atas/2
6.Sirkel bawah/2
7.Jlontrotan/26.
C. Gerak Tangan Tangkisan
1.Tangkisan silang atas/1
2.Tangkisan silang bawah/1
3.Tangkasan punggung siku datar/2
4.Tangkisan punggung siku bawah/2
5.Tarik tampar siku/2
6.Ujung siku bawah/1
7.Sautan/2
8.Patah tebu/2.
D. Gerak Tangan Serangan
1.Ujung siku atas/3
2.Punggung siku atas/3
3.Sabetan/3
4.Keprukan/36.
II. RGD
III. RGL
IV. RGT DASAR 2
V. TANGKAP KUNCI 2
VI. RGP DASAR 2
2. TATA NAFAS
I. Nafas penyegaran
II. Nafas pengolahan
III. Nafas pembinaan
IV. Nafas penyembuhan
V. Nafas pengendapan
Teknik Pemukulan:
1. Sodokan
2.punggung siku bawah
KURIKULUM TINGKAT BALIK I (SATU)
BIDANG MATERI BALIK I (SATU)
MATERI POKOK TAMBAHAN PENUNJANG
I. TATA
GERAK I. GERAK DASAR
B. Gerak Kaki Serangan
1.Cecakan/2
2.Guntingan/2 I.Kembangan
II. RGD
III. RGL
IV. RGT DASAR 3
V. TANGKAP KUNCI 3
VI. RGP DASAR 3
VII. Pelepasan Tangkap kunci 1,2
2. TATA NAFAS
I. Nafas penyegaran
II. Nafas pengolahan (dibalik)
III. Nafas pembinaan (bolakbalik)
IV. Nafas penyembuhan
V. Nafas pengendapan
Teknik Pemukulan:
1. Tebangan datar
2. tendangan Samping
3.Tebangan bawah kiri
3.BINTAL
I.Filosofi gerak dan pernafasan
II. AD dan ART Merpati Putih
KURIKULUM TINGKAT BALIK II (DUA)
BIDANG MATERI BALIK II (DUA)
MATERI POKOK TAMBAHAN PENUNJANG
I. TATA
GERAK I. GERAK DASAR
Pemantapan Gerak
I.Kembangan
II.Sejarah Merpati Putih
III.Teknik pertandingan
IV.Teknik Perkelahian bebas
V.Jurus regu IPSI jurus 6-12
VI. Dasar getaran I. Latihan Fisik
II.latihan tanding
III.Target sasaran
IV. Latihan naluri
II. RGD
III. RGL
IV. RGT DASAR 4
V. TANGKAP KUNCI 7-9
VI. RGP DASAR 4
VII. Pelepasan Tangkap kunci 3-9
2. TATA NAFAS
I. Nafas penyegaran
II. Nafas pengolahan (dibalik)
III. Nafas pembinaan (dibolakbalik)
IV. Nafas penyembuhan
V. Nafas pengendapan
VI. nafas pembersih
VII. Nafas segitiga pribadi, angkasa, bumi, gabungan
Teknik Pemukulan:
1. Kepala
2. Punggung siku datar
3.Tebangan datar
4. sodokan datar
5. cecakan
6.tendangan samping
3.BINTAL
I.Filosofi gerak dan pernafasan
II. AD dan ART Merpati Putih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar