Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 November 2011

Ph Tanah.


fapeRTA.jpgLAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH
AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2 0 1 1
 

DRAJAT KEASAMAN (Ph) PADA TANAH TERGANGGU

NAMA           : VOLSKY PINTUBATU
NIM                : D1A010061
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
            Dalam dunia pertanian tingkat keasaman dari tanah harus di perhatikan. Karena tingkat keasaman dari tanah tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Banyak para petani khususnya petani tardisional mengabaikan tingkat keasaman tanah sehingga dalam hal pelaksanaan budidaya tanaman ataupun bercocok tanam banayak mengalami kendala atau kerugian yang kemungkinan salah satu penyebabnya yang diakibatkan oleh pH tanah.
            Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman tertentu yang mampu tumbuh di tanah asam ataupun basa. Namun sebagian besar tanaman tumbuh dengan baik jika tanah tersebut memiliki pH yang netral ataupun basa. Oleh karena itulah dalam budidaya pertanian perlu pemeriksaan pH tanah agar budidaya tanaman tersebut dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produksi yang baik.
1.2 Tujuan
            Agar mengetahui kesuburan tanah dan mampu tidaknya tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Karena jika pH netral unsur hara bebas bergerak, dan tidak ada yang mengikat. Dan jika pH rendah seperti halnya Unsur P pada tanah akan difiksasi oleh Al, dan pada pada pH tinggi unsur P di fiksasi oleh Ca. dengan demikian tanah sangat sulit menyerap unsur hara tersebut.
            Menunjukkan ada tidaknya racun dalam tanah. Dalam pH tanah yang rendah (tanah Masam)  selain karena banyak ion Al yang berlebihan dalam tanah, unsur mikro dalam tanah pun akan meningkat sehingga mengakibatkan racun bagi tanaman. Karena unsur mikro dalam tanah hanya dibutuhkan tanaman dalam skala yang sangat kecil. Jadi jika berlebihan akan menyebabkan racun bagi tanaman (contoh unsur mikro Fe, Mn, Zn, Cu, Co ).
            Mengetahui perkembangan Mikroorganisme. Karena mikroorganisme akan berkembang sangat lambat jika pH dari tanah tersebut sangat rendah.
  
II. TIN JAUAN PUSTAKA
            pH ( Power Of Hidrogen ) adalah nilai dari tingkat keasaman dari suatu reaksi. Termasuk dalam reaksi tanah. Reksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alakalinitas dari tanah. Nilai pH menunjukkan banyak konsentrasi ion Hidrogen ( H+) dalam tanah. Semakin tinggi kadar H+ dalam tanah maka drajat keasaman tanah tersebut menjadi tinggi (tanah masam) dan pH menjadi rendah.(< 7).
            Selain kandungan ion H+  , kandungan OH- dalam tanah juga mempengaruhi tingkat keasaman, Jika kandungan OH- lebih banyak terdapat dalam reaksi tanah maka drajat keasaman tanah tersebut menjadi kecil dan drajat kebasaan tanah yang lebihk tinggi. Hal ini dikatakan dengan nilai pH yang tinggi. Karena semakin rendah drajat keasamaan suatu reaksi ( Tanah Alkalis), maka pH semakin tinggi ( > 7 ). Namun jika kadar OH- sebanding dengan kadar H+ maka pH dari reaksi tersebut menjadi netral. ( = 7).
            Kandungan H+ dan OH- dalam tanah sangat kecil. Dalam reaksi yang netral misalnya air, Kandungan Ion H+  dalam air adalah   mole per liter atau 10-7 mole per liter. Jadi Untuk mempermudah penyebutan dalam nilai pH maka di buat rumus .
Misalnya dalam reaksi tersebut memiliki 1 ion H+ ( Netral ) maka  Oleh karena itulah pH netral dikatakan 7. Jadi dari rumus diatas diambil kesimpulan jika jumlah ion H+ semakin banyak ditanah maka pH tanah tersebut kurang dari 7.

III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
            Dalam praktikum ini Pengambilan sampel tanah dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2011, tapatnya Hari Selasa pukul 08.00 sampai dengan 09.50 di Lahan Percobaaan, Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Dan melakukan pengukuran serta pengamatan di Lab. Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi pada tanggal 2 November 2011 Pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2. Bahan dan Alat
1.      Cangkul
2.      Plastik
3.      Parang
4.      Timbangan
3.3   Cara Kerja
-          Mengambil sampel tanah dari Lahan Percobaan Fakultas Pertanian.
-          Mengkondisikan tanah agar kering udara.
-          Menyaring tanah kering udara, dengan saringan 16 mesh.
-          Menyediakan wadah untuk melarutkan 2 buah dan memasukkan tanah yang sudah ditimabang masing masing sebanyak 10 gram
-          Tambah air dengan 10 ml ( perbandingan 1:1) kedalam botol pertama dan beri label.
-          Tambahkan KCL 10 ml ( perbandingan 1:1 ) kedalam botol kedua dan beri label.
-          Kocok dengan pengocok 30 Menit
-          Endapkan sebentar.
-          Ukur pH dengan pH meter.

IV. HASIL dan PEMBAHASAN.
4.1 Hasil
No Sampel
H2O
KCL
Kandungan Tanah
Perbandingan Larutan
1:1
1:2.5
1:1
1:2.5
1
4.90

4.04

Bahan organic
2
5.81

4.84

Bahan organic
3
5.83

4.77

Bahan organic
4

5.20

4.20
Bahan liat
5

5.62

4.64
Bahan organic
6

5.245

4.19
Bahan organic

4.2  Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas bahwa didapat pH tanah yang diekstrak dengan menggunakan H2O lebih besar dibanding dengan pH tanah yang di ekstrak dengan KCl. Hal ini disebabkan KCl lebih mampu mengekstrak ion H+ yang terdapat pada tanah. Karena air hanya mampu mengekstrak H+ yang ikatannya lemah. Sehingga konsentrasi H+ yang larut dalam air lebih sedikit di banding yang larut dalam KCl. Sehingga pH tanah yang diekstrak dengan air (H2O) lebih besar dibanding dengan KCL.
Tanah yang mengandung liat seperti pada sampel tanah nomor 4 akan lebih asam atau nilai pH nya lebih kecil dibanding tanah yang mengandung organik. Karena umumnya tanah yang mengandung liat tersusun dari unsur Al, Si, O, dll. Yang diketahui sangat mudah atau sangat cepat bereaksi dengan ion H+. Sehingga mengakibatkan konsentrasi ion H+ pada tanah tersebut semakin banyak. Selain itu kualitas pengikat unsur – unsur tersebut oleh koloid Organik lebih kuat dibanding koloid liat. Sehingga pada saat melakukan pengekstrakan ion H+ pada tanah yang mengandung liat lebih banyak melepas ion H+.
            Jadi dapat dikatakan bahwa sampel tanah diatas tidak subur lagi. Dan tidak akan menghasilkan produksi yang baik jika tidak segera di lakukan penanggulangan. Karena rata – rata nilai pH tanah tersebut termasuk dalam tanah yang masam. Karena dari hasil pengukuran pH dari setiap sampel tidak ada yang mencapai netral. Untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan tindakan pengapuran agar pH tanah dapat kembali netral.

 V. KESIMPULAN
            Pengekstrakkan tanah dengan menggunakan KCl untuk mengukur nilai pH dari sampel tanah lebih pasti bahkan lebih teliti dibanding dengan air (H2O)
            Tanah yang mengandung liat pHnya akan relatif kecil dibanding tanah yang mengandung bahan organik. Salah satu penyebabnya adalh unsur penyusun dari bahan – bahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, 2010. Ilmu tanah.akademika Pressindo, Jakarta 
Sidiq, Dja’far, Dr,ir, Msc, 2010. Bahan Kuliah Reaksi tanah ( pH). Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar